Biaya & Tips-Tips untuk Renovasi Rumah

March 23, 2010 at 5:50 am 2 comments

Sudah menjadi sifat dasar dari tiap-tiap manusia untuk selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Misalnya, bila kita sudah berkeluarga, maka kita pasti menginginkan tempat tinggal yang lebih luas dari sekedar kamar kost. Padahal sebelumnya saat kita masih single, menyewa kamar seluas 3×3 M saja sudah cukup. Sehingga, setelah menikah, tentu kita ingin setidaknya menyewa rumah yang cukup layak.

Setelah cukup mapan, biasanya kita punya keinginan untuk memiliki tempat tinggal sendiri, apakah itu apartemen maupun rumah. Karena tempat tinggal tersebut juga bisa kita anggap sebagai investasi juga.

Ketika kita sudah memiliki rumah, baik yang dibeli baru maupun rumah second (bekas), biasanya kita akan segera melakukan renovasi/perbaikan/perluasan, dikarenakan berbagaimacam alasan, misalnya rumah asli terlalu sempit, dan lain-lain.

Saya mencoba berbagi mengenai pengalaman untuk persiapan & pelaksanaan renovasi rumah, sebagaimana dibawah ini:

1. Persiapan renovasi,

Sebelum memulai proses renovasi rumah, ada beberapa hal yang mesti kita siapkan, yaitu: Konsultan (arsitek), Design, RAB (rancangan anggaran & biaya), dana dan tenaga kerja (tukang)

-.Konsultan, Apabila kita bukan orang yang berkompeten dalam hal arsitektur maupun pembangunan bangunan (sipil), maka sebaiknya kita menggunakan jasa konsultan (orang yang memiliki keahlian) dalam hal arsitektur maupun pembangunan bangunan. Apabila kita tidak mempunyai kenalan/saudara arsitek, maka tidak perlu bingung. Sekarang banyak sekali pihak-pihak/orang-orang yang menawarkan jasa arsitek melalui internet. Tinggal googling aja, Insya Allah ketemu :). Tarifnya saya rasa tidak terlalu mahal kok, mulai dari Rp 30 ribu / M2.
-. Design, Nah tahap design ini merupakan tahap yang cukup krusial dalam perencanaan. Karena dari design itulah, kita bisa menentukan berapa biaya yang mesti disiapkan. Selain itu, apabila designnya sudah salah dari awal, maka hasil pembangunan rumah juga bisa dipastikan tidak akan sesuai dengan harapan. Karena itu, maka untuk design sebaiknya kita meminta bantuan orang yang sudah berpengalaman, misalnya arsitek. Selain itu, karena untuk melakukan renovasi harus memperhatikan bentuk asal bangunan. Dengan bantuan orang yang punya kompetensi dibidan arsitektur/bangunan, kita bisa menjadi yakin bahwa proses renovasi yang akan dilakukan akan memberikan hasil sesuai dengan keinginan kita.
-. RAB, pembuatan RAB juga sebaiknya dibantu oleh orang yang berkompeten dalam bidang ini. Sekali lagi, konsultan/arsitek dibutuhkan jasanya. RAB terdiri dari detail kebutuhan barang/bahan bangunan, detail periode & jumlah pekerja, beserta upahnya serta detil pernak-pernik lainnya, beserta harganya.
-. Dana, setelah selesai membuat RAB, kita wajib menyiapkan dana yang dibutuhkan untuk pembangunan. Besarnya dana yang dibutuhkan, sudah bisa dilihat dari hasil RAB. Tetapi untuk mendapatkan gambaran secara cepat & kasar, bisa saja kita menggunakan perhitungan secara sederhana. Misalnya : rencana luas bangunan x harga per M2. Saat ini, untuk mendapatkan rumah dengan kualitas yang memadai, minimal biaya per M2 adalah Rp 2 sampai 2,5 juta. Sebagai contoh, bila ingin membangun rumah dengan luas 100 M2, maka biaya yang dibutuhkan kira-kira Rp 200 – 250 juta.
Tentu saja kita bisa menekan biaya tersebut, dengan beberapa tips, yang akan dijelaskan berikutnya.
-. Tenaga Kerja (Tukang), hal ini juga sangat penting untuk menjadi perhatian kita. Tukang yang akan kita gunakan, sebaiknya tidak hanya pandai/punya keahlian yang cukup, tetapi usahakan juga jujur dan dapat dipercaya. Amat sulit saat ini mencari tukang yang pandai, cekatan & jujur. Karena itu, kita harus mencari dengan seksama dan bertanya kepada kenalan/relasi/saudara, untuk mencari tukang yang terbaik.

2. Pelaksanaan Renovasi,
Setelah semua persiapan renovasi sudah selesai, maka kita dapat memasuki fase berikutnya, yaitu pelaksanaan renovasi. Tahapan-tahapan pelaksanaan renovasi adalah sbb: pembelian bahan bangunan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan, perapihan/finishing.

-. Pembelian bahan bangunan, merupakan langkah awal dalam pelaksanaan renovasi. Karena tanpa bahan/material, para tukang tidak akan bisa bekerja dengan optimal. Pembelian bahan bangunan ini juga harus dilakukan secara baik dan efektif. Dibawah ini adalah beberapa tips pembelian bahan bangunan, agar pelaksanaan renovasi bisa lancar:
a. Pilihlah toko bahan bangunan yang terpercaya, karena bila kita membeli bahan bangunan yang tidak asli, maka kualitas bangunan kita juga akan diragukan. Untuk mendapatkan toko bangunan yang baik & terpercaya, kita bisa minta referensi ke teman/saudara yang sudah lebih berpengalaman dalam pembangunan/renovasi rumah. Selain itu, ditoko tersebut biasanya kita bisa mendapatkan harga yang cukup bersaing/murah. Selain itu, pemilihan toko juga bisa dilakukan berdasarkan metode pembayaran yang kita pilih. Bila kita menggunakan pembayaran cash, kita bisa menggunakan toko bangunan biasa. Tetapi bila kita ingin menggunakan debit/credit card, maka kita cari toko yang mendukung hal ini, misalnya Mitra 10.
b. Belilah bahan bangunan yang diperlukan untuk periode tertentu, misalnya per minggu. Kemudian prioritaskan untuk membeli material yang diperlukan untuk pembangunan awal, misalnya batu kali untuk pondasi, batu split, semen, besi untuk rangka, pasir dan batu bata.
c. Selain menyiapkan dana, kita juga perlu menyiapkan tempat untuk meletakkan material tersebut, tentu saja agar tidak mengganggu tetangga & aman dari pencurian. Apabila rumah yang sedang direnovasi masih tetap kita tinggali, usahakan agar penyimpanan material sesedikit mungkin mengurangi kenyamanan penghuni rumah. Misalnya diletakkan diluar rumah atau dihalaman belakang.

-. Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai bagian rumah, serta bahan bangungan yang digunakan & alternativenya,
i. Pondasi, bisa menggunakan batu kali maupun sloop beton. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Yang jelas waktu pengerjaan untuk sloop beton lebih cepat dibandingkan pondasi batu kali.
ii. Dinding, bisa menggunakan bata merah maupun hebel.
Yang jelas harga bata merah lebih murah dibandingkan hebel. Tetapi hebel lebih ringan, sehingga lebih cepat pengerjaannya.
Untuk merekatkan antara batu bata, bisa menggunakan semen instan (misalnya Mortar Utama/MU) atau campuran antara semen biasa & pasir. Untuk semen biasa, pilihannya antara lain Semen 3 Roda, Gresik, Padang, Holcim, dll. Tergantung selera. Mengenai harga, semen instan lebih mahal. Tetapi bila menggunakan semen instan, waktu pengerjaan lebih cepat.
Selain itu, untuk pekerjaan plester & aci, bisa menggunakan semen instan khusus plester & aci, atau semen biasa. Yang jelas semen instan lebih mahal, karena mereka menjanjikan kualitas yang lebih baik. (terus terang saya belum membuktikannya, karena saya menggunakan semen biasa).
iii. Jendela & pintu, bisa menggunakan bahan kayu atau alumunium.
Tampaknya bahan kayu masih menjadi bahan favorit bagi sebagian besar orang. Dari kayu yang terbaik, yaitu jati, kemudian kamper samarinda, meranti dan lain-lain. Tentu saja semakin baik kualitas kayu, semakin mahal harganya. Saya sarankan setidaknya kita menggunakan kayu yang tidak dimakan rayap & dioven. Saya pribadi memilih kayu kamper samarinda, dengan pertimbangan harga yang tidak semahal jati, tetapi kualitas yang masih cukup baik.
Untuk pintu dari bahan alumunium, harganya relatif lebih mahal dibandingkan kayu. Tetapi sudah jelas bebas rayap.
iv. Plafon, bisa menggunakan tripleks, gypsum atau GRC board.
Saya memilih gypsum, karena pertimbangan harga yang lebih murah dibandingkan tripleks. Tetapi bila ingin solusi termurah, gunakan GRC board. Tetapi hati-hatilah dalam memilih GRC board, pastikan memilih GRC board yang terbaik dan tidak menimbulkan efek buruk bagi pernafasan.
Saya sendiri menggunakan GRC board untuk bagian luar, yang kemungkinan bersentuhan langsung dengan air hujan. Karena GRC board lebih tahan air dibandingkan dengan gypsum.
v. Rangka atap, saat ini yang biasa digunakan adalah kayu atau rangka baja ringan.
Saya memilih rangka baja ringan, kualitas no.1 (tebal 0.75 mm), dengan harga Rp 140 rb/M2. Alasannya adalah karena saya menginginkan atap yang bebas perawatan. Karena bila menggunakan kayu, maka kita harus memastikan bahwa kayu tersebut tahan air & berkualitas baik. Saat ini amat sulit mencari kayu dengan kualitas baik untuk rangka atap rumah. Belum lagi ancaman rayap. Tetapi saat ini sudah banyak obat anti rayap dijual dipasaran.
Bila dana yang dimiliki terbatas, mungkin bisa menggunakan rangka atap baja ringan yang lebih muran, kualitas no. 2, dengan harga berkisar Rp 125-130 rb/M2.
vi. Genteng, biasanya digunakan genteng beton atau keramik.
Saya memilih genteng keramik, dengan harga sekitar Rp 4.850/buah. Karena genteng keramik lebih ringan & lebih tahan lama dibandingkan genteng beton. Harga genteng beton kira-kira setengah dari genteng keramik. Banyak merk genteng keramik, misalnya M class maupun Kanmuri.
vii. Keramik, saya menggunakan keramik dengan kualitas sedang, merknya Herkules, Centro dll.
Sebenarnya rajanya keramik adalah Roman, tetapi harganya relatif lebih mahal dibanding yang lain. Memang kualitas Roman tidak perlu diragunakan lagi. Untuk memilih keramik, selain model & bentuknya, kita juga harus memperhatikan tipenya sesuai dengan peruntukannya. Misalnya untuk kamar mandi, gunakanlah keramik yang kesat, agar tidak licin. Kemudian untuk bagian luar, gunakan keramik yang kesat juga. Untuk ruang tamu atau kamar, bisa digunakan keramiak yang biasa.
viii. Kanopi, saya menggunakan kanopi untuk tempat jemuran.
Kanopi ini digunakan sebagai atap dari tempat jemuran, agar saat hujan tidak perlu sibuk-sibuk mengangkat jemuran :).
ix. Cat, bermacam-macam cat yang bisa digunakan, tergantung kualitas. Saya merekomendasikan untuk menggunakan cat dengan kualitas terbaik (misalnya dulux outdoor), untuk bagian luar rumah. Agar lebih tahan terhadap hujan/panas. Untuk dalam rumah, gunakanlah cat dengan kualitas sedang, misalnya Vinilex. Selain itu, untuk menghindari bocor, gunakan aquaproof atau no-drop, sebagai pelapis sambungan genteng atau talang air.

-. Untuk tenaga kerja/tukang, ada 2 alternatif yang digunakan. Sistem harian & borongan. Saya menggunakan sistem borongan, mengingat saya bekerja dari pagi sampai sore. Jadi tidak bisa mengawasi secara langsung proses pengerjaannya.
Saya merekomendasikan menggunakan sistem harian saja, tetapi harus ada orang yang mengawasi jalannya pekerjaan. Karena seringkali bila sistem borongan, tukang bekerja tidak rapih & terkesan mau cepat selesai. Mungkin kejar target kali ya 😀

Berikut saya berikan contoh referensi harga bahan-bahan bangunan, per akhir 2009. Mudah2-an masih valid:

unit price material bangun rumah

3. Setelah selesai renovasi, yang harus kita perhatikan adalah pembersihan & perapihan sisa-sisa material/kotoran akibat proses renovasi tersebut. Pastikan tukang anda melakukan pembersihan terhadap sisa material, misalnya kayu, pasir, batu, semen, paku dan lain2, agar tidak menganggu pemandangan & aktivitas kita. Selain itu, pastikan juga sisa-sisa kotoran bekas cat, bekas adukan semen dan lain-lain dibersihkan dari keramik.

Selamat merenovasi …..

Entry filed under: Tentang Rumah.

Contoh surat Permohonan Mutasi PNS Jalan-Jalan ke Singapura (Sentosa, Zoo, Bird Park, dll)

2 Comments Add your own

  • 1. Ridwan  |  May 5, 2010 at 4:44 am

    Artikel yg bagus. Saya download price-list ya. Terima kasih.

    Reply
    • 2. depokmania  |  May 5, 2010 at 5:45 am

      Terima kasih mas. Mudah-mudahan lancar pembangunan rumahnya.

      Oya, mohon diingat, bahwa informasi harga tersebut adalah per akhir tahun 2009 (bulan Desember). Mudah2-an saat ini tidak ada perubahan yang signifikan.

      Reply

Leave a reply to depokmania Cancel reply

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Counter

  • 462,898 hits

Categories

Most Wanted

  • None